TVRISULBARNEWS – MAMUJU | Satuan Tugas Wilayah Sulbar Pencegahan Terorisme melaksanakan kegiatan City Touring dan Coffe Morning Harmonisasi Kerukukan Umat beragama di Mamuju dalam rangka mencegah paham intoleransi, Radikalisme, Ekstrimisme, dan Terorisme dengan p Sejumlah Komunitas Motor di Mamuju. Minggu (11/05/2025)
Kegiatan tersebut juga dihadiri para Tokoh Agama, Kesbangpol dan Polsekta Mamuju, Dinsos dan MUI dan peserta lainnya.
Kasatgaswil Sulbar AKBP. JB Harahap mengatakan pelibatan komunitas motor di Mamuju merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah untuk mencegah paham Intoleransi, Radikalisme, Ekstrimisme dan Terorisme (IRET) di mulai dari lingkungan komunitas hingga ke keluarganya dan kemudian mensosialisasikan ke masyarakat Mamuju.
“Hari ini kita telah melaksanakan kegiatan City Touring dan Coffe Morning bersama dengan komunitas motor dalam rangka Harmonisasi Kerukunan Umat Beragama dalam mencegah Intoleransi Radikalisme Ekstrimisme dan Terorisme dan kami sengaja melakukan sosialisasi ke seluruh lapisan masyarakat diawali dari komunitas motor dan menggandeng stake holder yang ada dari MUI, Kemenag melalui FKUB, Kesbangpol, Dinas Sosial dan Tokoh Masyarakat lainnya supaya menjadi agen-agen pencegahan IRET di Sulbar,”Ujar AKBP. JB Harahap
AKBP. JB Harahap juga mengatakan terdapat 30 juta lebih Masyarakat Indonesia terpapar Radikalisme sehingga dan kemungkinan di Sulbar juga ada sehingga sosialisasi pencegahan sangat diperlukan diseluruh lapisan masyarakat menyampaikan bahwa faham IRET itu berbahahaya.
“jadi menurut survey yang dilakukan lembaga di Indonesia di tahun 2023 terdata 11,7 persen dari populasi warga negara indonesia atau 30 juta lebih jiwa terpapar radikalisme, sehingga penting rasanya bagi kami untuk memberikan pemahaman dan upaya sosialisasi didalam pencegahan IRET kepada masyarakat,”pungkas Kasatgaswil AKBP. JB Harahap
AKBP. JB Harahap juga menyampaikan dari penanganan kasus yang ada, Sulbar memiliki potensi faham radikalisme cenderung sedikit dari sejumlah wilayah di tanah air. namun tetap harus diberikan pemahaman bahwa IRET itu berbahaya sehingga pencegahan dapat dilakukan sejak dini dimulai dari lingkungan sekitar.
Menurutnya, ketidak pahaman masyarakat terkait paham radikal membuat masyarakat mudah terpapar, sehingga diperlukan kerjasama kepada semua pihak dan stake holder terkait untuk mensosialisasikan faham radikal dan intoleran itu berbahaya dan melakukan pencegahan yang massive untuk mencegah tumbuhnya bibit faham radikal dan intoleran di masyarakat.(ihm)